Lembaga pemeringkat perguruan tinggi dunia Quacquarelli Symonds
merilis hasil survei peringkat universitas Asia 2016 dengan tajuk QS University Ranking: Asia 2016.
Penentuan
peringkat 11 universitas terbaik Indonesia didasarkan pada peringkat
universitas di Indonesia di kancah peringkat Asia.
Hasilnya, 11
perguruan tinggi terbaik Indonesia 2016 secara berturut-turut adalah:
Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah
Mada, Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Universitas
Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Brawijaya, dan
Universitas Bina Nusantara.
11 Universitas Terbaik Indonesia di Kancah Asia :
Peringkat UI, ITB, UGM meningkat signifikan. Peringkat UI meningkat
dari 79 tahun lalu menjadi 67, ITB melejit dari 122 ke 86, dan UGM dari
137 ke 135.
Dua universitas negeri lain yang mengalami lompatan peringkat adalah IPB dari 211-220 ke 190 dan Undip dari 261-270 ke 231-240.
Ada pun universitas negeri yang mengalami penurunan peringkat secara drastis adalah Universitas Padjajaran dari 168 ke 199.
"Perguruan
tinggi lain yang masuk peringkat tahun ini adalah Institut Teknologi
Sepuluh Nopember dan Universitas Muhammadiyah Surakarta di kelompok
peringkat 251-300 serta Universitas Brawijaya dan Universitas Bina
Nusantara di kelompok peringkat 301-350," tulis laporan laporan QS University Rankings: Asia 2016 tersebut.
Penetapan peringkat perguruan tinggi tersebut didasarkan pada hasil riset Quacquarelli Symonds dengan menggunakan 9 indikator untuk menyusun peringkat 350 universitas Asia 2016. Rinciannya sebagai berikut.
1.Reputasi akademis (bobot 30%)
Survei
dilakukan ke kalangan akademisi kampus di setiap jurusan/pogram studi
untuk mengukur kekuatan jurusan/program studi tersebut.
2.Reputasi karyawan (bobot 10%)
Mensurvei karyawan administrasi perguruan tinggi untuk mengukur kualitas layanan administasi perguruan tinggi.
3.Rasio fakultas/mahasiswa (bobot 20%)
Dihitung dari rasio jumlah dosen dengan jumlah mahasiswa yang lulus dari setiap program studi di perguruan tinggi
4.Penghargaan hasil riset (bobot 15%)
Indikatornya
adalah jumlah riset ilmiah perguruan tinggi yang mendapatkan
penghargaan sebagai tolok ukur reputasi karya ilmiah tersebut, yang
dianalisis dengan program Scopus.
5. Jumlah riset ilmiah per fakultas (bobot 15%)
Dengan menggunakan aplikasi Scopus, jumlah riset ilmiah per fakultas dikalkulasi menjadi skor dengan bobot penilaian 15%.
6-7. Proporsi fakultas internasional (2,5%) dan mahasiswa internasional (2,5%)
Indikator ini menganalisis jumlah program studi internasional yang ada di perguruan tinggi tersebut.
Sementara
itu, pengukuran jumlah mahasiswa program studi internasional itu
dilihat dari rasio jumlah mahasiswa internasional dibandingkan dengan
pegawai administrasi PT sebagai penentu kualitas layanan administrasi
program studi internasional tersebut.
8-9.Proporsi pertukaran mahasiswa ke luar negeri (2,5%) dan proporsi penerimaan pertukaran mahasiswa dari luar negeri.
Indikator
ini dilihat dari jumlah mahasiswa yang dikirim ke luar negeri dalam
rangka program pertukaran mahasiswa serta penerimaan mahasiswa dari luar
negeri dalam rangka program tersebut.
Dari 9 indiaktor itu,
Quacquarelli Symonds kemudian memeringkat 350 universitas di Asia 2016.
Peringkatnya bertambah 50 universitas dibandingkan dengan riset QS University Ranking: Asia 2015 yang hanya memeringkat 300 universitas.
Apakah
ini berarti Quacquarelli Symonds hanya mensurvei 11 perguruan tinggi
di Indonesia. Simona Bizzozero, Kepala Humas Quacquarelli Symonds,
menegaskan lembaga survei global itu melakukan kajian terhadap seluruh
universitas di Indonesia.
“Hanya 11 universitas itulah yang memenuhi 9 indikator itu dengan
tiga kriteria dari kami,” ujarnya melalui surat elektronik.
Simona
menyebutkan tiga kriteria adalah (1) memiliki program studi sarjana dan
pasca sarjana; (2) menggelar riset minimal di dua dari program studi
seni & humaniora, ilmu alam, ilmu hidup, ilmu sosial, serta
teknologi & rekayasa; (3) disurvei dari responden staf pengajar dan
staf administrasi secara global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar